Pengendalian adalah semua metode, prosedur, atau kebijakan yang memastikan adanya perlindungan dari aset organisasi, keandalan dan keakuratan catatannya dan kepatuhan operasional untuk standar manajemen.

Pengendalian dibagi menjadi beberapa bagian oleh beberapa lembaga, Menurut IAI dan COSO, pengendalian dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Umum (General Control) dan Pengendalian Aplikasi (Application Control)

Pengendalian Umum (General Control)

Pengendalian umum adalah kebijakan secara menyeluruh untuk semua bidang organisasi/perusahaan dan mencakup kebijakan praktek yang didirikan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan dari pengendalian umum ialah menjamin integritas data, program yang ada dalam sistem komputer dan untuk menjamin pengembangan implementasi aplikasi yang tepat.

Menurut IAI, pengendalian umum meliputi unsur-unsur berikut ini :
1. Pengendalian Organisasi dan Manajemen
  Meliputi pemisahan fungsi serta kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan fungsi pengendalian.
2. Pengendalian terhadap Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem Aplikasi
    Untuk memperoleh keyakinan bahwa sistem PDE telah dikembangkan dan dipelihara secara efisien dan ada otoritasnya.
3. Pengendalian terhadap operasi sistem, untuk hal-hal sebagai berikut :
    a, Sistem yang digunakan hanya untuk hal-hal yang telah ada otorisasinya.
    b. Akses ke operasi komputer hanya diijinkan kepada mereka yang telah memiliki otorisasi.
    c. Program yang digunakan juga yang hanya ada otorisasinya.
    d. Kesalahan pengolahan dapat dideteksi dan di koreksi.
4. Pengendalian terhadap perangkat lunak sistem
    Untuk meyakinkan bahwa perangkat lunak sistem dimiliki dan dikembangankan secara efisisien, serta diotorisasikan.
5. Pengendalian terhadap entri data dan program
    Struktur Otorisasi ditetapkan dengan jelas atas transaksi, serta akses ke data dan program dibatasi hanya kepada mereka yang mempunyai otorisasi.
6. Pengendalian terhadap keamanan PDE
    Menjaga PDE lain yang berhubungan dengan PDE bersangkutan, misalnya digunakannya salinan cadangan di tempat yang terpisah, prosedur pemulihan ataupun fasilitas pengolahan di luar perusahaan dalam hal terjadi bencana.

Keenam kategori tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tujuh jenis pengendalian umum, yaitu :
a. Pengendalian organisasi dan manajemen
b. Pengendalian software dan hardware
c. Pengendalian akses
d. Pengendalian data dan prosedur
e. Pengendalian pengembangan sistem baru
f. Pengendalian pemeliharaan sistem dan program
g. Pengendalian dokumentasi

Pengendalian Aplikasi (Application Control)

Pengendalian aplikasi adalah pengendalian dalam hal pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam suatu proses pengolahan data sehingga akan berhubungan dengan keteliatan dan kelengkapan data yang diproses melalui aplikasi tertentu. (Mulyadi 2001, 183)
Tujuan dari pengendalian aplikasi ini adalah untuk memenuhi persyaratan pengendalian yang harus diterapkan pada aplikasi tertentu sehingga data hasil pemrosesan aplikasi tersebut mampu diyakini keandalannya.

Berikut adalah jenis-jenis pengendalian aplikasi :
1. Input Control
    Pengendalian input didesain untuk menjamin agar transaksi valid, lengkap dan akurat,
    Input Control dibagi menjadi :
    a. Source document control
    Menggunakan dokumen sumber yang berurutan serta secara periodik melakukan audit atas dokumen sumber.
    b. Data coding control
        mengecek integritas data yang digunakan dalam pemrosesan,
    c. Validation control
        Untuk mendeteksi kesalahan dalam data transaksi sebelum diproses.
    d. Input error correction
     Ketika error terdeteksi dalam batch, harus segera dikoreksi dan record di submit ulang untuk diproses ulang.
    e. Generalized data input system
        Teknik yang secara sentralisasi dilakukan untuk mengelola data yang diinput di seluruh sistem pemrosesan dalam organisasi.
 
2. Pengendalian Proses
    Pengendalian ini berperan apakah proses telah dilakukan dilakukan secara benar, sesuai dengan intruksi, diproses hanya satu kali tanpa ada pemrosesan ganda dan diproses secara tepat. Pengendalian proses ini menurut Anies, S. M. Basalamah memeliki beberapa jenis pengendalian, sebagai berikut :
  a. Pemliharaan ketepatan data, yang dapat dilakukan dengan cara berikut :
  • Batch Control total
  • Run to run Control total
  • Transcation log
  • Fallback procedures
  • Restart Procedure
  • Recovery Procedures
  b. Pengujian terprogram atas batasan dan memadainya laporan, pengendalian yang terdapat pada       program tersebut :
  • Zerobalancing Check
  • Croosfooting check
  • Over flow check
 c. Pengendalian atas file, file-file yang harus dikendalikan dengan tujuan pencegahan dari pemakaiain orang lain yang tidak memiliki otorisasi.

3. Pengendalian Keluaran
    Pengendalian keluaran adalah pengendalian yang meyakini bahwa hasil pemrosesan data telah sah, lengkap, cermat, dan di distribusikan kepada pihak-pihak yang berhak.
    Pengendalian keluaran ini menurut Anies. S. M. Basamalah memilik beberapa jenis pengendalian, yaitu:
  a. Rekonsiliasi pengeluaran dengan masukan dan pengolahan
  b. Penelaahan dan pengujian hasil pengolahan
  c. Pendistribusian keluaran

Perbedaan utama antara pengendalian umum dan pengendalian aplikasi adalah bahwa sifat pengendalian umum adalah prosedural, sedangkan pengendalian aplikasi bersifat lebih berorientasi pada data. Oleh sebab itu, bagi auditor mungkin saja menilai pengendalian umumnya secara terpisah dari penilaian terhadap pengendalian aplikasi.

Sumber :
http://euiskurniasih.blogdetik.com/2011/10/13/general-control-dan-application-control
http://kodomogasuki.blogspot.co.id/2015/05/general-control-application-control.html
http://dinarmagzz.blogspot.com/2013/11/sistem-pengendalian-internal-aplikasi_25.html

 





    



 5 TEORI FRAUD
   1. Fraud Triangle Theory



Fraud Triangle Theory merupakan suatu gagasan mengenai penyebab terjadinya kecurangan yang dikemukakan oleh Donald R. Cressey (1953). Teoriini menjelaskan tiga factor yang melatarbelakangi terjadinya tindak kecurangan. Ketiga faktor tersebut yaitu sebagai berikut:
a.      Tekanan (pressure)
Adanya tekanan dapat membuat seseorang melakukan kecurangan. Tekanan dapat berasal dari berbagai macam aspek, seperti tuntutan ekonomi atau bahkan gaya hidup. Tekanan yang paling sering menjadi penyebab terjadinya kecurangan ialah tekanan akan tuntutan atau kebutuhan ekonomi. Kebutuhan ekonomi yang mendesak inilah yang sering menyebabkan seseorang bertindak curang demi memenuhi kebutuhannya tersebut.
b.      Peluang (opportunity)
Di antara ketiga faktor penyebab kecurangan menurut fraud triangle theory (pressure, opportunity, rationalization), peluang merupakan faktor yang paling mendasari terjadinya kecurangan. Peluang ini dapat muncul kapan saja, sehingga pengawasan dan kontrol internal perusahaan sangat diperlukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya peluang seseorang melakukan kecurangam. Seseorang yang tanpa tekanan sekalipun dapat melakukan kecurangan dengan adanya peluang ini, meskipun pada awalnya tidak ada niat untuk melakukannya. 
c.       Rasionalisasi (rationalization)
Rasionalisasi merupakan salah satu faktor di mana pelaku kecurangan mencari pembenaran atas tindakannya. Pelaku fraud ini pada umumnya menganggap bahwa tindakan yang ia lakukan merupakan tindakan yang benar dan memang haknya, sehingga apa yang ia lakukan bukanlah suatu tindak kecurangam. Anggapan-anggapan yang menjadi alasan inilah yang kerap kali sulit diidentifikasi.

   2. Fraud Diamond Theory



Fraud diamond merupakan sebuah pandangan baru tentang fenomena Fraud yang dikemukakan oleh Wolfe dan Hermanson (2004). Fraud diamond merupakan suatu bentuk penyempurnaan dari teori Fraud triangle oleh Cressey (1953). Fraud diamond menambahkan satu elemen kualitatif yang diyakini memiliki pengaruh signifikan terhadap Fraud yakni Capability.

Elemen Fraud Diamond:
Secara keseluruhan Fraud Diamond merupakan penyempurnaan dari Fraud Model yang dikemukakan Cressey. Adapun elemen-elemen dari Fraud diamond theory antara lain :
      1.      Incentive/Pressure
      2.      Opportunity
      3.      Rationalizati on
      4.      Capability
Capability as the fourth element of Fraud
Wolfe dan Hermannson berpendapat bahwa ada pembaharuan Fraud triangle untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi dan mencegah  Fraud yaitu dengan cara menambahkan elemen keempat yakni Capability.
Wolfe dan Hermanson (2004) berpendapat bahwa  :
Banyak Fraud yang umumnya bernominal besar tidak mungkin terjadi apabila tidak ada orang tertentu dengan kapabilitas khusus yang ada dalam perusahaan. Opportunity membuka peluang atau pintu masuk bagi Fraud dan Pressure dan Rationalization yang mendorong seseorang untuk melakukan Fraud. Namun menurut Wolfe dan Hermanson (2004), orang yang melakukan Fraud tersebut harus memiliki kapabilitas untuk menyadari pintu yang terbuka sebagai peluang emas dan untuk memanfaatkanya bukan hanya sekali namun berkali-kali.
Wolfe dan Hermanson  (2004) berpendapat bahwa :
Dalam mendesain suatu sistem deteksi, sangat penting untuk mempertimbangkan personal yang ada di perusahaan yang memiliki kapabilitas untuk melakukan Fraud atau menyebabkan penyelidikan oleh internal auditor.Teori ini menjelaskan bahwa kunci dalam memitigasi Fraud adalah dengan fokus pada situasi khusus yang terjadi selain Pressure dan Rationalization serta kombinasi dari Opportunity dan Capability.
Sumber : eprints.undip.ac.id/42792/1/SIHOMBING.pdf

y3. Fraud Pentagon Teory
  

Teori terbarukan yang mengupas lebih mendalam mengenai faktor-faktor pemicu fraud adalah teori fraud pentagon (Crowe’s fraud pentagon theory). Teori ini dikemukakan oleh Crowe Howarth pada 2011. Teori fraud pentagon merupakan perluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh Cressey, dalam teori ini menambahkan dua elemen fraud lainnya yaitu kompetensi (competence) dan arogansi (arrogance).        

Crowe’s Fraud Pentagon
1.      Kompetensi (competence)
Kompetensi (competence) yang dipaparkan dalam teori fraud pentagon memiliki makna yang
serupa dengan kapabilitas/kemampuan (capability) yang sebelumnya dijelaskan dalam teori fraud diamond oleh Wolfe dan Hermanson pada 2014. Kompetensi/kapabilitas merupakan kemampuan karyawan untuk mengabaikan kontrol internal, mengembangkan strategi penyembunyian, dan mengontrol situasi sosial untuk keuntungan pribadinya (Crowe, 2011).
2.      Arogansi (arrogance)
 Menurut Crowe, arogansi adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa kontrol internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya

Sumber: eprints.undip.ac.id/49099/1/12_TESSA.pdf

   4.  Teori Gone (Gone Theory)
Teori Gone di temukan oleh Jack Bologne yang memiliki makna, yaitu:
G = Greedy
O = Opportunity
N = Needs
E = Expose
Greedy, terkait keserakahan dan kerakusan para pelaku korupsi. Koruptor adalah orang yang tidak puas akan keadaan dirinya.
Opportuniy, sistem yang memberi peluang untuk melakukan korupsi.
Needs, sikap mental yang tidak pernah merasa cukup, selalu sarat dengan kebutuhan yang tidak pernah usai.
Exposes, hukuman yang dijatuhkan kepada para pelaku korupsi yang tidak memberi efek jera pelaku maupun orang lain.
   5.   Teori Keagenan(Agency Theory)
Teori keagenan menjelaskan adanya hubungan kerjasama antara pihak pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) yang dalam hal ini adalah pemilik perusahaan atau pemegang saham menyewa orang lain (agen) yaitu manajemen perusahaan untuk melaksanakan suatu jasa dan para prinsipal mendelegasikan wewenang pada agennya untuk membuat keputusan (dalam Anthony dan Govinderajan, 2005). Prinsipal selalu menginginkan returntinggi atas investasi yang telah dikeluarkan untuk perusahaan, sedangkan agen memiliki kepentingan tersendiri yaitu untuk mendapatkan kompensasi yang lebih besar atas hasil kinerjanya. Hal ini menunjukan adanya benturan kepentingan antara prinsipal dan agen yaitu pemilik modal dan para pengelola modal atau manajemen perusahaan. Adanya benturan kepentingan antar agen dan prinsipal ini sering disebut pula dengan conflict of interest.

Sumber:http://gondata.feb.unila.ac.id/galerry/wp-content/uploads/2016/08/AKPM-185-Camera-ready-Fullpaper-Edit-Full-Paper_Chyntia-Tessa-G-edited.pdf

 Fraud Tree


Fraud Tree yang dibuat oleh ACFE adalah suatu sistem klasifikasi mengenai kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh pekerja di perusahaan. Fraud Tree meliputi tiga bagian utama yaitu korupsi,  penyimpangan terhadap aset, dan kecurangan pada laporan keuangan.
  
  1.      Korupsi
Korupsi adalah kegiatan menyimpang yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok dari tugasnya dan menguntungkan suatu pihak tertentu yang melawan hukum. Pada gambar fraud tree, korupsi terdiri dari:
a.Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan adalah suatu keadaan ketika seseorang memiliki kepentingan pribadi yang bersinggungan dengan kepentingan perusahaan dan nantinya merugikan perusahaan. Konflik kepentingan terbagi menjadi dua yaitu skema pembelian dan skema penjualan. Skema pembelian ialah skala yang melibatkan overbilling dari sebuah perusahaan untuk barang atau jasa oleh vendor, dimana seseorang karyawan memiliki kepemilikan dan kepentingan keuangan yang dirahasiakan. Skema penjualan ialah skema yang melibatkan underselling barang perusahaan dengan karyawan untuk sebuah perusahaan, dimana karyawan tersebut mempunyai kepentingan tersembunyi.
b.Penyuapan
Penyuapan adalah suatu tindakan dengan memberikan hadiah, uang dan semacamnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang/kelompok.
Penyuapan meliputi kickbacks invoice yaitu pembayaran pada perusahaan fiktif dan bid rigging yaitu kerja sama antara peserta tender pada perusahaan untuk memenangkan peserta tender tertentu.
c.Gratifikasi ilegal/Persenan Ilegal
Pemberian hadiah yang merupakan bentuk tidak langsung dari penyuapan tetapi biasanya tidak ada maksud untuk mempengaruhi keputusan.
d.Pemerasan Ekonomi
Pemerasan ekonomi biasanya dilakukan karyawan yang menuntut pembayaran kepada vendor untuk mendukung vendor.
  2.      Penyalahgunaan Aset
Penyalahugunaan terhadap aktiva tetap atau aset yang digunakan untuk kepentingan pribadi.
Penyalahgunaan aset diklasifikasi menjadi 2 jenis, yaitu kas dan persediaan aset non-kas lain.
a.Kas terdiri dari tiga bagian :
·             - Kejahatan Kas ditangan dimana pelaku menyalahgunakan kas ditangan di dalam suatu organisasi.
·            -  Kejahatan pada penerimaan kas
Kejahatan ini dikategorikan menjadi dua yaitu skimming adalah pencurian kas yang belum di catat di sistem akuntansi dan cash larceny adalah pencurian kas yang telah muncul pada pembukuan perusahaan.
Skimming dibagi menjadi tiga. Pertama, skimming sales merupakan penggelapan penjualan yang mudah karena tidak meninggalkan catatan penjualan dan tidak menimbulkan kecurigaan. Skimming sales unrecorded biasanya dilakukan oleh karyawan yang menjual barang dan jasa kepada pelanggan dengan tidak mencatat penjualan tersebut. Sedangkan skimming sales understated biasanya dilakukan dengan mencatat penjualan tetapi dengan nominal yang lebih kecil daripada aslinya yang dilakukan oleh pelaku. Kedua, skimming receivables atau penggelapan piutang. Apabila penggelapan dilakukan, kekosongan pembayaran muncul didalam pembukuan sebagai akun tunggakan. Penggelapan piutang dapat dilakukan dengan cara lapping yaitu mengkredit rekening satu pelanggan dengan pembayaran yang diterima dari pelanggan lain. Dapat juga dilakukan dengan cara force balancing yaitu apabila posting ke akun pelanggan tanpa menyetorkan cek dapat menimbulkan ketidakseimbangan. Maka, rekening kas akan berlebih sehingga jumlah yang digelapkan dipaksa untuk menyeimbangkan akun. Cara yang terakhir adalah dengan unconcealed yaitu karyawan mencuri atau mengubah pernyataan akun atau menghasilkan laporan palsu. Ketiga, refund and other merupakan pengembalian dana dari pihak ketiga tidak diserahkan kepada perusahaan.
·         - Kecurangan dalam pembayaran kas
Kecurangan ini dilakukan oleh karyawan dengan cara membuat anggaran untuk tujuan yang kurang baik. Kecurangan ini dikategorikan menjadi 3, yaitu:
- Billing schemes merupakan skema yang dilakukan oleh pelaku dengan cara mengeluarkan pembayaran dengan mengirimkan faktur barang dan jasa fiktif. Billing schemes dikategorikan menjadi 3, yaitu shell company merupakan badan palsu yang didirikan oleh karyawan untuk tagihan barang dan jasa yang tidak diterima. Selanjutnya ada non-accomplice vendor merupakan skema dimana pelaku memanipulasi rekening vendor yang sah dan menyebabkan pembayaran faktur dua kali lipat. Terakhir yaitu personal purchases, merupakan pembelian pribadi dengan menggunakan dana perusahaan.
-Payroll schemes adalah skema dimana para pelaku membuat dokumen palsu yang menyebabkan perusahaan tersebut tidak menyadarinya membuat kecurangan pembayaran. Payroll schemes meliputi tiga hal, yaitu ghost employee merupakan seseorang yang sebenarnya tidak bekerja untuk perusahaan tersebut melalui pemalsuan atau penipuan catatan gaji. Selanjutnya yaitu falsified wages merupakan pemalsuan dana dari gaji dengan kelebihan pembayaran upah oleh karyawan. Yang terakhir ialah commision schemese. Hal ini bisa dilakukan oleh karyawan dengan cara mencurangi komisinya yang dapat menghasilkan pendapatannya, dengan cara memalsukan jumlah penjuaran yang dilakukan dan meningkatkan lajunya komisi.
-Skema Penggantian Biaya adalah sebuah skema dimana karyawan membuat klam penggantian fiktif atau meningkatkan biaya bisnis. Skema Penggantian Biaya meliputi 4 hal yaitu mischaraterized expense reimbursement merupakan skema yang dilakukan oleh karyawan yang menggunakan uang untuk penggantian biaya pribadi (ex: biaya penginapan) dengan mengklaim itu merupakan biaya bisnis tersebut. Selanjutnya ada overstated expense adalah skema yang dilakukan oleh karyawan dengan cara melebihkan biaya pengeluaran bisnis yang sebenarnya. Hal yang ketiga yaitu fictitious expense yang merupakan skema yang dilakukan oleh karyawan dengan melakukan penggantian biaya seluruhnya secara fiktif dan karyawan hanya menciptakan beban dan meminta beban tersebut digani perusahaan. Yang terakhir ialah multiple reimbursement yaitu pengajuan beberapa jenis dukungan oleh karyawan untuk penggantian biaya yang sama.
-Check tempering adalah sebuah skema dimana seseorang mencuri dana pekerja lain dengan menghalangi atau mengubah cek atau pembayaran elektronik salah satu akun bank di suatu organisasi. Check tampering meliputi empat hal. Pertama, forged maker schemes merupakan skema yang melibatkan penempaan tanda tangan resmi di cek perusahaan. Kedua, forged endorsement scheme merupakan skema yang terdiri dari penempaan dukungan tanda tangan dari penerima yang dimaksud pada cek perusahaan. Ketiga, altered payee merupakan skema yang melibatkan pengubahan pembayaran dari cek ke pelaku atau kaki tangannya. Keempat, authorized maker scheme terjadi apabila karyawan dengan otoritas tanda tangan membuat cek palsu untuk kepentingan mereka sendiri.
- register disbursement adalah sebuah skema dimana karyawan membuat catatan palsu pada cash register untuk menyembunyikan penipuan uang tunai. Registes disbursement terdiri dari 2 hal, yaitu false refund merupakan penipuan terkait dengan pengembalian barang. Biasaanya pelaku melebihkan-lebihkan dana terkait nilai pengembalian barang. Selanjutnya, false void ialah pelaku menyimpan salinan tanda terima pelanggan pada saat penjualan dan menggunakannya untuk membuat kekosongan fiktif, seperti pelanggan mengembalikan barang dagangan.

b.Persediaan dan aset non kas lain, kecurangan disini diartikan dengan pelaku yang menargetkan barang inventaris, peralatan, perlengkapan, aset selain kas untuk dicuri dengan berbagai cara. Skema ini mencakup penyalahgunaan aset selain uang tunai. Persediaan dan aset non kas, terdiri dari :
·         Misuse/Penyalahgunaan merupakan aset yang disalahgunakan tetapi tidak dicuri. Biasanya aset ini berupa peralatan, kendaraan, komputer perusahaan, dll.
·         Larceny/Pencurian merupakan pencuriaan persediaan aset perusahaan. Skema ini menjelaskan dimana karyawan hanya mengambil persediaan pada lokasi perusahaan, tanpa menyembunyikannya dalam bentuk buku ataupun catatan. Pencurian ini terdiri dari 4 hal sebagai berikut:
-Rekuisisi aset dan transfer merupakan permintaan resmi aset dan dokumen lainnya yang memungkinkan aset non-tunai untuk dipindahkan dari satu lokasi di sebuah perusahaan yang lain yang dapat digunakan untuk memfasilitasi pencurian aset-aset tersebut.
- penjualan palsu dan pengiriman biasanya terjadi pada karyawan yang korupsi yang memanfaat orang lain untuk mencuri persediaan. Orang lain itu berpura-pura untuk membeli barang dagangan, tetapi karyawan tersebut tidak menghubungi bagian penjualan.
-pembelian dan penerimaan merupakan skema pembelian yang diklasifikan dengan tagihan palsu dan yang diklasifikasikan sebagia penyelewengan non-cash dengan menyembunyikan penyusutan persediaan.
-skema penyembunyian pencurian terjadi ketika karyawan mencuri properti dari perusahaan tanpa menyembunyikannya ke dalam buku dan catatan.

  3.  Kecurangan Laporan Keuangan merupakan skema dimana karyawan secara sengaja mengabaikan salah saji atau kelalaian informasi material dalam laporan keuangan organisasi.
Kecurangan laporang keuangan dibagi menjadi dua:
a. Net worth / net income overstatements adalah jumlah modal sendiri yang dimilii perusahaan yang mencakup modal, saham, cadangan, surplus dan lain-lain. Net worth bisa diartikan sebagai selisih antara jumlah hutang perusahaan dikurangi dengan total assets. Net worth meliputi :
- Timming Difference
Merupakan suatu konsep akuntansi yang terjadi karena masalah transisi. Perbedaan waktu adalah isilah yang sangat digunakan dalam pelaporan atau perpajakan tujuan keuangan. Metode perhitungan penyusutan yang berbeda di kedua akuntansi keuangan dan perpajakan. Sementara perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk depresiasi, dan menggunakan metode penyusutan dipercepat. Hal ini akan menyebabkan perbedaan perbedaan waktu dlam kewajiban pajak dari perusahaan meskipun penyusutan dihitung dengan kedua metode.
- Fictitious Revenues
Mengembang keuntungan perusahaan dengan mencatat pendapatan palsu untuk barang atau jasa yang tidak pernah di sampaikan. Skema ini dibedakan dari waktu skema perbedaan bahwa dengan pendekata fiktif, pendapatan tidak diakui dalam setiap periode.
- Concealed Liabilities and Expense
Yaitu beban dan kewajiban tersembunyi. Kewajiban tersembunyi dapat mencakup jaminan melekat penjualan tidak dilaporkan atau kelalaian kewajiban sederhana. Beban dapat disembunyikan oleh kapitalisasi yang menyebar biaya keluar selama beberapa tahun dengan mencatat aset dan depresiasi tahunan daripada benar mengakui seluruh biaya dalam satu tahun.
- Improper Asset Valuations
Merupakan suatu bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya
- Improprer Disclosures
Merupakan suatu bentuk kecurangan perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup dengan maksud untuk menyembunyikan kecurangan – kecurangan yang terjadi di perusahaan.
Sumber :
http://www.acfe.com
https://brisbaneacfe.org/library/occupational-fraud/skimming-sales-receipts-cash-frauds/
http://rsmus.com/pdf/wp-combating-vendor-fraud.pdf
https://aniekrachma.wordpress.com/2015/04/11/skema-fraud/

b.Net Income Understatement
Meliputi:
-Timing Difference
Waktu perbedaan adalah konsep akuntansi yang terjadi karena masalah transisi. Perbedaan waktu adalah istilah yang sangat digunakan dalam pelaporan atau perpajakan tujuan keuangan. Metode perhitungan penyusutan yang berbeda di kedua akuntansi keuangan dan perpajakan. Sementara perusahaan adalah dengan menggunakan metode garis lurus untuk depresiasi, otoritas pajak akan menggunakan metode penyusutan dipercepat. Hal ini akan menyebabkan perbedaan waktu dalam kewajiban pajak dari perusahaan meskipun penyusutan dihitung dengan kedua metode adalah sama dan jangka waktu untuk depresiasi juga sama.
-Understated Revenue
penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penjualan jasa (fees), bunga, dividen, royalti, dan sewa namun jumlah total dari pendapatan berada pada nilai di bawah rata-rata atau batas yang ditentukan.
Sumber: http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-pendapatan-definisi-menurut.html
-`Overstated Liabilities and Expenses
Kewajiban adalah pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang, namun perusahaan mengorbankan biaya yang lebih besar dari biaya atau target yang telah ditentukan.
Beban adalah sejumlah pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka memperoleh laba, namun perusahaan melakukan pengorbanan pada beban-beban yang ditargetkan lebih besar dari yang telah ditargetkan.
- Improper Asset Valuations
Merupakan suatu bentuk kecurangan laporan keuangan dengan melakukan penilaian yang tidak wajar atau tidak sesuai prinsip akuntansi berlaku umum atas aset perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya
- Improprer Disclosures
Merupakan suatu bentuk kecurangan perusahaan yang tidak melakukan pengungkapan atas laporan keuangan secara cukup dengan maksud untuk menyembunyikan kecurangan – kecurangan yang terjadi di perusahaan.

COSO(The Committee of Sponsoring Organizations)


Definisi internal control menurut COSO adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi manajen dan staff, untuk membuat reasonable assuranc mengenai :
- efektifitas dan efisiensinoperasional
- realibilitas pelaporan keuangan
- kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku 

Komponen Struktur Pengendalian Intern
Komponen pengendalian intern menurut COSO oleh Wing Wahyu Winarno dalam buku Sisitem Informasi Akuntansi ada lima, yaitu :

  1.  Control Environment atau Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan sarana dan prasarana yang ada di dalam organisasi atau perusahaan untuk menjalankan struktur pengendalian intern yang baik. Berapa komponen yang mempengaruhi lingkungan pengendalian intern adalah :
- komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai – nilai etika.
- filosofi yang dianut oleh manajemen dan gaya operasional yang dipakai oleh manajemen
- struktur organisasi

  2.  Risk Assesment atau Pemahaman Risiko
Manajemen perusahaan harus dapat mengidentifikasi berbagai risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan memahami risiko manajemen dapat mengambil tindakan pencegahan, sehingga perusahaan dapat menghindari kerugian yang besar.

  3.   Control Activities atau Kegiatan Pengendalian Internal
Kegiatan pengendalian intern terdiri dari :
- Pemberian Otoritasi atas Transaksi dan Kegiatan
            Otorasi adalah pemberian sebagaian kekuasaan manajemen kepada karyawan untuk melakukan kegiatan dan mengambilan keputusan. Hal ini perlu dilakukan karena manajemen tidak akan mampu membuat semua keputusan dan menjalankan semua kegiatan di dalam perusahaan.
- Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
            Tidak ada satu karyawan atau satu bagian pun yang dapat menyelesaikan suatu transaksi tanpa campur tangan pihak lain. Wewenang dan tanggung jawab di bagi atas tiga fungsi, yaitu Fungsi Penyimpanan, Fungsi Pencatatan, dan Fungsi Pemberian Otorisasi
- Perancangan dan Penggunaan Dokumen dan Catatan yang Baik
            Dokumen akan disimpan dalam waktu yang lama. Oleh karenanya, bahan yang digunakan untuk membuat dokumen juga harus merupakan bahan yang tahan lama dan berkualitas baik
- Perlindungan yang Cukup terhadap Kekayaan dan Catatan Perusahaan
            Perlindungan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, agar tidak terjadi pencurian dan penggunanaan tanpa otorisasi.
- Pemeriksaan Independent terhadap Kinerja Perusahaan
            Pemeriksaan kinerja ini dapat dilakukan dengan melakukan rekonsiliasi antara dua catatan yang terpisah atau berbeda mengenai suatu rekening, dan membandingkan antara jumlah unit persediaan di gudang dengan jumlah menurut catatan persediaan, menyelenggarakan double entry bookkeeping, yaitu metode pencatatan yang selalu melibatkan setidak-tidaknya dua rekening untuk mencatat satu transaksi, menjumlah berbagai hitungan dengan cara batch totals, yaitu penjumlahan dari atas ke bawah. Beberapa keterbatasan dari pengendalian intern  sehingga pengendalian intern tidak dapat berfungsi antara lain :
- Kesalahan
            Muncul ketika karyawan melakukan pertimbangan yang salah atau perhatiaannya selama bekerja terpisah
- Kolusi
            Terjadi ketika dua atau lebih karyawan berkonspirasi untuk melakukan pencurian (korupsi) di tempat mereka bekerja.
- Penyimpangan Manajemen
            Muncul karena manajaer suatu organisasi yang memiliki lebih banyak otoritas dibandingkan karyawan biasa, proses pengendalian efektif pada tingkat manajemen bawah dan tidak efektif pada tingkat atas.
- Manfaat dan Biaya
            Konsep jaminan yang meyakinkan atau masuk akal mengandung arti bahwa biaya pengendalian intern tidak melebihi manfaat yang dihasilkam.

  4.  Information and Communication atau Informasi dan Komunikasi
Perancang sistem informasi perusahaan dan manajemen puncak harus mengetahui bagaimana transaksi diawali, bagaimana data dicatat ke dalam formulir yang siap diinput ke sistem komputer, bagaimana file data di baca di organisasi dan diperbarui isinya, bagaimana data diproses agar menjadi informasi dan informasi di proses lagi menjadi informasi yang lebih berguna bagi pembuat keputusan, dan bagaimana transaksi berhasil.

  5.      Monitoring atau Pemantauan
Merupakan kegiatan untuk mengikuti jalannya sistemn informasi akuntansi, sehingga apabila ada sesuatu berjalan tidak seperti yang diharapkan, dapat diambil tindakan segera. Berbagai bentuk pemantauan di dalam perusahaan dapat dilaksanakan dengan proses antara lain, supevisi yang efektif, akuntansi pertanggung jawaban, dan audit internal.


Zalora adalah salah satu situs pembelanjaan online yang berhubungan dengan fashion. Zalora sendiri termasuk salah satu jenis e-commerce yang ada di Indonesia. Situs ini memiliki sistem online yang berhubungan dengan Sistem Informasi Akuntansi, salah satunya karena didalam zalora terdapat sistem penjualan. Zalora menyediakan berbagai kebutuhan fashion yang menarik konsumen baik untuk laki-laki ataupun perempuan. Situs pembelanjaan ini sudah banyak dikenali oleh masyarakat di Indonesia melalui iklan-iklan yang tersebar di Internet dan juga melalui promo berupa diskon.
  • Tipe Sistem Zalora

Tipe sistem online bermacam-macam. Zalora sendiri menggunakan tipe sistem Bussiness to Consumer (B2C). Sistem B2C adalah transaksi yang menggunakan Internet yang memberikan pelayanan secara langsung kepada konsumen berupa barang atau jasa tanp adanya perantara. Mengapa zalora termasuk tipe sistem B2C? Karena di dalam situs ini pembeli bisa memilih barang yang diingkan secara langsung dengan sistem online yang ada tanpa adanya perantara. Seperti berikut ini:

Dari gambar tersebut dapat ditunjukkan bahwa konsumen dapat memilih barang sesuai dengan keinginannya,  Setelah kita memilih barang yang kita inginkan, selanjutnya kita dapat memesannya langsung pada situs zalora tersebut dengan menentukan ukuran yang diinginkan lalu melakukan transaksi pembayaran ke zalora tanpa adanya perantara.

  • Model Bisnis Zalora
Model bisnis yang digunakan oleh Zalora adalah e-tailer. E-tailer merupakan sistem online yang proses jual belinya sudah ditentukan oleh pihak yang bersangkutan (zalora). Disini konsumen dapat membeli barangnya kapanpun tanpa harus pergi ke toko. Konsumen hanya perlu mengikuti prosedur yang sudah ditentukan dan dijelaskan oleh Zalora di dalam situs tersebut. Apabila konsumen tidak mengerti mengenai prosedur yang ditentukan, zalora menyediakan kolom help untuk membantu konsumen mengenai prosedur yang terdapat di zalora.

  • Jenis Pendapatan yang diterima Zalora
Pendapatan yang diterima oleh Zalora yaitu tentunya berasal dari Penjualannya/Sales. Selain berasal dari penjualan produknya sendiri, penghasilan zalora juga berasal dari afiliasi. Afiliasi dengan kata lain adalah program yang memberikan imbalan kepada kita apabila kita dapat mengajak seseorang untuk melakukan kegiatan yang menguntungkan bagi produk dari situs penyedia tersebut. Zalora sendiri menyediakn program afiliasi bagi yang menginginkan, Zalora memberikan komisi hingga 5-12%. Afiliasi yang dilakukan oleh zalora adalah pemasangan banner iklan zalora pada website seseorang yang sudah mendaftarkan diri menjalin afiliasi dengan zalora, yang nantinya seseorang itu akan mendapat komisi apabila ada orang lain yang mengklik banner iklan zalora di websitenya, 







Bab ini terdiri dari tiga bagian utama. Pertama memperkenalkan pendekatan REA dan komentar pada masalah umum terkait dengan praktik akuntansi tradisional yang dapat di selesaikan melalui pendekatan REA. Bagian ini menyajikan Model REA dan menggambarkan struktur model REA . Dasar REA terdiri dari tiga jenis entitas (sumber, peristiwa, dan agen) dan satu set asosiasi yang meghubungkan mereka. Fitur utama dari REA adalah konsep dualisme ekonomi. Bagian kedua menyajikan proses multi pandang pemodelan untuk menciptakan model rea. Langkah-langkahnya adalah:1) mengidentifikasi entitas event yang akan dimodelkan (2) mengidentifikasi entitas sumber daya diubah oleh peristiwa (3) mengidentifikasi entitas agen berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan, dan (4) menentukan asosiasi dan kardinalitas antara entitas .Bagian ketiga dan terakhir menyajikan tugas pandang integrase. Langkah-langkah yang terlibat dalam pandangan integrasi adalah: (1) mengkonsolidasikan model individu; (2) mendefinisikan kunci primer, kunci asing, dan atribut; dan (3) membangun basis data fisik dan menghasilkan pandangan pengguna.
Pendekatan Pusat REA
Profesi akuntansi telah lama dikritik karena terlalu menekankan kepada peran informasi akuntansi. Banyak peneliti saat ini mendorong profesi untuk menggeser penekanan dari debet, kredit, akuntansi double entry, dan GAAP dan bergerak ke arah menyediakan informasi berguna untuk pengambilan keputusan dan membantu organisasi mengidentifikasi dan manajer bisnis resiko pengendalian . Modernisasi membutuhkan informasi keuangan dan non keuangan dalam format dan pada tingkat agregasi bahwa sistem akuntansi GAAP berdasarkan tradisional umumnya gagal. Kekhawatiran tersebut telah menyebabkan sejumlah peneliti database untuk mengembangkan model semantik atau kerangka kerja untuk merancang sistem informasi akuntansi yang mendukung beberapa tampilan pengguna. Sebuah model semantik menangkap makna operasional data pengguna dan memberikan deskripsi singkat itu. Salah satu contohnya, penting untuk akuntansi, adalah model REA. Pada tahun 1982, REA awalnya diusulkan sebagai kerangka teoritis untuk akuntansi. Sejak saat itu, REA mendapat perhatian yang cukup besar sebagai alternatif praktis untuk sistem akuntansi tradisional
Model REA
adalah kerangka akuntansi untuk pemodelan sumber daya organisasi yang kritis, peristiwa, dan agen dan hubungan di antara mereka. Tidak seperti beberapa sistem akuntansi tradisional, sistem REA mengizinkan kedua akuntansi dan data non akuntansi untuk diidentifikasi, ditangkap, dan disimpan dalam database terpusat. Model REA dapat diimplementasikan baik dalam arsitektur database relasional atau berorientasi objek.
Elemen dari Model REA
1.       Sumber ,
2.       peristiwa,
3.       agents,
4.       dualitas

Perbedaan Antara Er dan Rea Diagram
ER dan REA diagram berbeda visual secara signifikan. Entitas dalam diagram ER adalah dari satu kelas, dan kedekatan mereka dengan entitas lain ditentukan oleh kardinalitas mereka dan dengan apa yang visual menyenangkan untuk menjaga diagram dibaca. Entitas dalam diagram REA, namun, dibagi menjadi tiga kelas (sumber, peristiwa, dan agen) dan disusun dalam konstelasi oleh kelas pada diagram. Perbedaan kedua antara ER dan diagram REA melibatkan urutan peristiwa. Perbedaan ketiga antara ER dan diagram REA berkaitan dengan konvensi penamaan untuk entitas



Menciptakan Rea Diagram
Bagian ini menjelaskan proses pemodelan pandangan seperti yang diterapkan untuk menciptakan diagram REA. Proses ini melibatkan langkah-langkah berikut:
Langkah pertama : Identifikasi Entitas Kegiatan
Langkah pertama dalam mengembangkan model REA adalah untuk mengidentifikasi entitas kegiatan dalam fungsi yang dimodelkan. Entitas ini meliputi memverifikasi Ketersediaan, mengambil pesanan, pengiriman Produk, Menerima Cash , mengecek entitas yang tidak valid.
Langkah kedua : Mengidentifikasi sumber entitas
Langkah selanjutnya dari membuat diagram REA adalah untuk mengidentifikasikan sumber daya yang dipengaruhi oleh kejadian yang dipilih untuk dijadikan model. Setiap kejadian ekonomi dalam model REA setidaknya harus terkait dengan satu sumber daya entitas yang nilai ekonominya dapat berkurang maupun bertambah. Seperti, Jasa karyawan (sumber daya) dapat meningkat karena karyawan memberikan jasanya kepada organisasi dan secara bersamaan dapat menurun ketika jasa tersebut diterapkan dalam kinerja tugasnya. Entitas ini akan memberikan data penting dan harus dimasukkan dalam model REA. Karena kita bisa menganggap bahwa ini bukan Apex Supply, maka jasa karyawan tidak dimodelkan. Dalam siklus pendapatan Apex, kejadian ekonomi hanya mengubah dua sumber daya. Pengiriman barang mengurangi inventaris sumber daya dan penerimaan kas menambah sumber daya.
Langkah ketiga  : Mengidentifikasi entitas agen
Setiap entitas pada kejadian ekonomi di dalam REA diagram berkaitan dengan setidaknya dua entitas agen. Satu agen internal dan lainnya agen eksternal. Agen eksternal yang terkait dengan semua empat kejadian pada Apex ialah pelanggan. Selain itu, ada juga agen internal yang terkait dengan semua empat kejadian yaitu karyawan bagian layanan pelanggan, karyawan bagian penjualan, karyawan bagian pengiriman barang dan karyawan bagian penerimaan kas. Setiap agen internal adalah objek dari jenis entitas karyawan dan diidentifikasikan sebagai entitas terpisah.
Langkah keempat : Menentukan asosiasi kardinalitas antara entitas
Asosiasi adalah sifat dasar dari hubungan antara dua entitas seperti yang ditunjukkan oleh garis yang diberi label yang menghubungkan antar entitas tersebut. Kardinalitas (derajat asosiasi antara entitas) menggambarkan banyaknya kejadian yang mungkin terjadi dalam satu kejadian tunggal dalam entitas yang berhubungan tersebut. Empat bentuk dasar kardinalitas yang memungkinkan; nol atau satu (0,1), satu dan hanya satu (1,1), nol atau many (0,M), dan satu atau many (1,M).
•             Kardinalitas antara verifikasi ketersediaan dan pengambilan pesanan entitas.
kardinalitas pada pengambilan pesanan adalah 0,1 dan verifikasi ketersediaan adalah 1,1.
•             Kardinalitas antara pengambilan pesanan dan pengiriman produk entitas.
Kardinalitas 0,1 pada pengiriman produk dari hubungan ini mencerminkan adanya selisih waktu antara pesanan yang diambil dan pengirimannya.
•             Kardinaitas antara pengiriman produk dan penerimaan kas entitas.
Perusahaan apex adalah grosir yang melayani para pelanggan bisnis, kita menganggap bahwa piutang dibayarkan secara penuh (bukan pembayaran secara parsial) dan bahwa pelanggan apex bisa membayar untuk banyak pengiriman dengan satu kali penerimaan kas saja.
•             Kardinalitas antara kas dan penerimaa kas entitas.
Kardinalitas yang ditunjukkan dalam hubungan ini adalah kas yang diterima dari para pelanggan didepositokan menjadi satu akun.
•             Asosiasi many-to-many
Tiga contoh Asosiasi M,M yaitu yang pertama antara entitas verifikasi ketersediaan dan inventaris/persediaan. Kardinalitas yang kedua antara pengambilan pesanan dan persediaan. Kardinalitas yang ketiga antara pengiriman produk dan persediaan. Hasil dari data yang berulang perlu dinormalkan dengan membuat tiga tabel penghubung yang berisi kunci primer dari tabel-tabel yang terasosiasi. Database tidak akan berfungsi tanpa adanya tiga tabel penghubung tersebut. Tetapi untuk proses penggambaran diagram REA, tabel-tabel penghubung hanya perlu ditunjukkan dalam asosiasi M,M.
LANGKAH 1 MENGKONSIDASIKAN MODEL INDIVIDU
Model  konsidasi mencakup pendapatan model untuk pembelian/pengeluaran kas dan gaji.
PEMBELIAN DAN PROSEDUR PENCAIRAN CASH
Entitas Order Produk, adalah peristiwa dukungan yang tidak langsung meningkatkan Inventaris (sumber daya) kesatuan. Link dari entitas menunjukakan bahwa catatan akan di sesuaikan untuk menunjukkan bahwa item tersebut berada pada urutan. 1:M asosiasi antara Pemasok dan Order Produk menunjukkan bahwa setiap pesanan selama periode tersebut. Entitas kegiatan menerima produk, yang merupakan ajang ekonomi yang menyebabkan perubahan dalam sumber daya ekonomi ini.
Di dalam peristiwa ekonomi bahwa yang merupakan memberi setengah dari pertukaran ekonomi yang disebabkan sumber daya kas menjadi menurun. Di 1:M asosiasi dengan seluruh pemasok berarti bahwa setiap pembayaran terbuat hanya satu pemasok, tetapi setiap pemasok mungkin menerima nol atau banyak pencairan selama periode. Di 1:M asosiasi antara mengeluarkan kas dan menerima produk menyiratkan bahwa setiap penerimaan produk yang dibayar sepenuhnya ( tidak sebagian kelipatan pembayaran), tetapi banyak penerimaan dapat dikombinasikan dan dibayar dengan pembayaran sendiri untuk mengurangi pemeriksaan tulisan.
Melihat bahwa M:M ada asosiasi antara produk order dan inventaris entitas dan antara menerima produk.Produk pesanan ditepatkan dengan pemasok dan penerima dari mereka mungkin berisi satu atau banyak item. Sebaliknya dari sisi sebrang, asosiasi ini menadakan bahwa setiap barang persedian mungkin telah dapat dipesan dan menerima nol atau banyak waktu di periode. Tabel untuk menghubungkan kesatuan tidak dapat menjadi masukan di dalam diagram REA. Bahwa di dalam agen diwakilkan di diagram REA sebagai pemisah entitas. Direalita, mereka agent adalah contoh dari karyawan kesatuan dan akan diperkerjakan menjadi daftar satu karyawan di final database.
Prosedur Pembayaran Gaji
Terdiri dari hanya dua model peristiwa ekonomi: Mendapatkan Waktu dan Kas Keluar. Ini melibatkan karyawan (agent dalam) menghentikan waktunya, yang mana merubah dari ekonomi. Supervisor (agent luar) mengasumsikan kontrol dari sumber daya. Sumber daya jasa karyawan dibahas sebagai sumber daya mungkin untuk dimodelkan dalam pasokan database tertinggi. Layanan karyawan secara langsung dilacak untuk produk yang dihasilkan atau diberikan layanan untuk klien (yaitu, konsultasi, layanan hukum, atau akuntan publik), itu masuk akal untuk model sumber daya ini. Untuk menjaga konsisten, bahwa setiap kegiatan dikaitkan dengan sumber daya, namun jasa karyawan termasuk sumber daya bayangan (garis putus-putus) saja, dan tidak dimodelkan di final diagram REA perusahaan-lebar.
Petugas gaji berpatisipasi dalam kegiatan ini, yang mengurangi sumber daya kas. Hubungan antara meluncurkan kas dan mendapatkan waktu mencerminkan peristiwa perbedaan waktu antara karyawan memberikan waktu mereka dan menerima pembayaran, karena mereka biasanya tidak di bayar setiap hari. Dengan diagram REA individu di ciptakan dan menjelaskan, siap untuk mengkonsolidasikan mereka ke dalam perusahaan. Dengan siklus pengeluaran membuat untuk efek bayangan cermin, sumber daya umum inventaris dan kas yang berpusat. Untuk menyederhanakan, kegiatan yang berlebihan, agen, dan entitas sumber daya telah runtuh menjadi satu kesatuan. Kas dan Persediaan entitas hanya ada sekali di diagram konsolidasi. Dalam mempertahankan, peran yang dimainkan oleh agen-agen internal yang digambarkan sebagai individu bukan sebagai karyawan untuk menghindari melintasi garis hubungan antara entitas, Pemasok dan pelanggan agen yang muncul lebih dari sekali dalam diagram.
LANGKAH 2. MENETAPKAN KUNCI PRIMER, KUNCI ASING DAN ATRIBUT
Sebuah tabel terpisah akan dibangun untuk setiap entitas yang valid dalam diagram REA. Membutuhkan 18 table yang dijelaskan sebagai berikut:
•             Sepuluh agen internal yang diwakili akan dimasukan ke dalam tabel karyawan tunggal.
•             Dua agen eksternal (customer dan supplier) masing-masing akan membutuhkan tabel terpisah.
•             Dua sumber inventarisasi dan cash masing-masing akan menjadi tabel.
•             Delapan kegiatan akan memerlukan tabel masing-masing.
•             Lima hubungan M:M diwakili diagram masing-masing akan membutuhkan menghubungkan tabel.
ATURAN DASAR KUNCI DAN ATRIBUT
Penentuan kunci primer dan atribut berasal dari pemahaman tentang tujuan setiap tabel.
Perencang database harus memilih kunci utama yang logis dan mendefinisikan atribut dalam tabel. Jika data yang disimpan dalam sebuah tabel tidak digunakan  dalam dokumen, laporan, ataupun perhitungan yang dilaporkan dalam beberapa cara, maka tidak melayani tujuan dan tidak harus menjadi bagian dari database.
KUNCI DALAM 1:1ASOSIASI
Kunci utama dari tabel dengan 1,1 kardinalitas harus tertanam sebagai kunci asing dalam tabel dengan dengan 0,1 kardinalitas. Membalikan aturan ini membuat struktur tabel dimana 1,1 kardinalitas tabel berisi contoh kunci asing dengan nilai kosong. Dengan mengikutu aturan, semua nilai-nilai kunci asing di tabel 0,1 kardinalitas sisi asosiasi akan tidak kosong.
KUNCI DALAM 1:M ASOSIASI

Langkah 3. Membangun Database Fisik dan Menghasilkan Tampilan Pengguna
Perancang database siap untuk membuat tabel resional fisik dengan menggunakan software. Setelah tabel dibuat beberapa bagian tabel harus diisi dengan data. Sumber daya dan meja agen tabel kegiatan harus menunggu transaksi bisnis terjadi sebelum data dapat dimasukan. Database yang dihasilkan harus mendukung kebutuhan informasi dari semua pengguna. SQL digunakan untuk menghasilkan laporan, layar komputer, dan dokumen untuk pengguna.
MEMPRODUKSI LAPORAN KEUANGAN DAN LAPORAN AKUNTANSI LAINNYA
Dalam sistem tradisional, laporan keuangan biasanya di buat dari akun buku besar, nilai-nilai yang berasal dari posting voucher journal termasuk jurnal, buku besar dan akuntansi double entry yang masuk dalam model REA. Sebaliknya, mekanisme akuntansi tradisional ini di reproduksi dari tabel kegiatan. Angka akuntansi diekstrasi dengan caranya dari tabel REA dapat digunakan untuk menyiapkan laporan laba rugi, neraca, bahkan entri jurnal sebagai menggambarkan dengan laporan voucher jurnal.
MEMPRODUKSI LAPORAN MANAGEMENT DARI TABEL REA
Tujuan utama dari REA adalah untuk membuat database yang mampu mendukung beberapa tampilan pengguna. Bagian ini menggambarkan contoh  non-accounting laporan pengguna yang pasokan apex bisa menghasilkan dari database mereka. Laporan berisi tentang antara lain, laporan ini mengidentifikasi barang yang akan dipesan dan pemasok masing-masing, laporan aktivitas penjualan yang diselenggarakan oleh pelanggan dan produk, yang akan digunakan oleh manajer penjualan, laporan penyelidikan pelanggan yang bertujuan untuk melacak permintaan pelanggan terhadap penjualan aktual. Laporan ini menunjukan berapa banyak waktu yang dihabiskan pada setiap pertanyaan pelanggan dan apakah itu menyebabkan penjualan.
REA DAN ANALISIS RANTAI NILAI
Analisis Rantai Nilai membedakan antara kegiatan utama (menciptakan nilai) dan mendukung kegiatan (membantu melakukan kegiatan utama). REA menyediakan model untuk mengidentifikasi dan membedakan antara kegiatan tersebut.  Dengan menggunakan REA dapat melakukan operasi yang lebih efisien, membantu manager mengidentifikasi kegiatan non-nilai tambah yang bisa dihilangkan. Peningkatan produktifitas melalui penghapusan kegiatan non-nilai tambah menghasilkan kelebihan kapasitas. REA juga digunakan untuk menyimpan data keuangan dan non-keuangan dalam database pusat yang sama mengurangi beberapa pengumpulan data, penyimpanan data, dan pemeliharaan. Data bisnis financial dan non-finansial rinci mendukung jangkauan yang lebih luas dari keputusan management. Mendukung beberapa perspektif yang berbeda pada masalah. Menyediakan manajer dengan informasi yang lebih relevan, tepat waktu dan akurat mengarah ke layanan pelanggan yang lebih baik, produk-produk berkualitas tinggi dan proses produksi yang fleksibel.


Diberdayakan oleh Blogger.

About Us

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *